Pola pola gramatikal bahasa Indonesia
Muhammad Adam Setyadi
Universitas Gunadarma
Dosen : Ahmad Nasher
Menurut strukturnya, kalimat bahasa Indonesia dapat berupa
kalimat tunggal dan dapat pula berupa kalimat majemuk. Kalimat tunggal
merupakan kalimat yang terdiri atas satu subjek dan satu predikat. Pola
pembentukan kalimat tunggal, bisa berpola S + P atau P + S.
Sedangkan kalimat majemuk merupakan kalimat yang terdiri
atas dua pola kalimat atau bahkan lebih. Kalimat majemuk bisa bersifat setara,
tidak setara, ataupun campuran.
Gagasan yang tunggal dinyatakan sebagai kalimat tunggal dan
gagasan yang lebih dari satu dapat diungkapkan dengan kalimat majemuk.
A. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal terdiri dari satu subjek dan satu predikat.
Pada dasarnya, kalau dilihat dari unsur-unsurnya, kalimat-kalimat yang panjang
dalam bahasa Indonesia bisa dikembalikan kepada kalimat-kalimat yang sederhana.
Kalimat tunggal yang sederhana adalah kalimat yang terdiri
dari satu subjek dan satu predikat. Sehubungan dengan hal itu, kalimat-kalimat
yang panjang dapat pula ditelusuri pola-pola pembentukannya. Pola-pola inilah
yang dimaksud dengan pola kalimat dasar.
1. Pola Kalimat Dasar
Kalimat dasar merupakan kalimat yang berisi informasi pokok
dalam struktur inti dan hanya mempunyai satu pola kalimat. Sedangkan
perkembangannya tidak membentuk kalimat baru.
Dengan kata lain, kalimat dasar atau kalimat tunggal terdiri
dari dua unsur inti, yaitu subjek dan predikat. Bila kedua unsur ini tidak
membentuk sebuah pola baru. Berdasarkan penelitian, pola kalimat dasar dalam
bahasa Indonesia seperti tertera pada tabel dibawah ini :
Kelima pola dasar diatas dapat diperluas dengan berbagai
penjelasan atau keterangan. Pola-pola dasar tersebut dapat digabung-gabungkan
sehingga kalimat tersebut menjadi luas dan kompleks.
2. Perluasan Unsur Kalimat Dasar
Unsur kalimat dasar seperti subjek, objek, predikat,
pelengkap, atau keterangan dapat diperluas dan dikembangkan sehingga informasi
tentang unsut-unsur yang berkaitan dengan kalimat menjadi lebih lengkap.
Setiap kalimat tunggal diatas bisa diperluas dengan
menambahkan kata-kata pada unsur-unsurnya. Dengan menambahkan kata-kata pada
unsur tersebut, kalimat akan menjadi lebih panjang dari pada kalimat yang
sebelumnya.
Walaupun seperti itu, unsur utamanya masih dapat dikenali.
Perluasan Kata Benda
Kata benda, baik yang berfungsi sebagai subjek, predikat,
maupun objek dapat diperluas dengan menambahkan kata atau frase pada unsur
kalimat atau bahkan pada anak kalimat.
Penambahan ini dapat dilakukan dengan keterangan yang mempunyai
konjungtor yang atau tanpa konjungtor.
Contoh :
Perluasan unsur kalimat dengan frase atau kata tanpa
konjungtor yang :
- Kalimat Mahasiswa berdiskusi dapat diperluas menjadi kalimat Mahasiswa semester III berdiskusi.
Perluasan kalimat tersebut merupakan hasil perluasan unsur
subjek Mahasiswa dengan semester III.
Perluasan kata benda dengan konjungtor yang terdapat
pada kalimat-kalimat dibawah ini :
- Mahasiswa yang pandai mendapat penghargaan.
- Perusahaan yang lemah akan mendapat subsidi.
- Anak yang berbakat menggambar mendapat bantuan berupa alat gambar.
Perluasan dengan yang tersebut menunjukkan keterangan yang
menjelaskan kata benda yang menjadi subjek. Terkadang konjungtor yang itu
dapat ditiadakan.
Kata benda subjek atau objek dapat diperluas dengan
keterangan penjelas tetapi tidak menggunakan konjungtor yang. Penambahan
keterangan ini bisa dilakukan dengan mengjajarkan unsur keterangan dibelakang
subjek atau objek itu sendiri.
Contoh :
Karya tulis ilmiah remaja diperlombakan setiap
bulan.
Buku petunjuk penulisan karangan ilmiah telah
beredar dikalangan masyarakat.
Perluasan Kata Kerja
Kata kerja pengisi predikat pada kalimat dapat diperluas
dengan penambahan frase atau kata. Kata atau frase memberikan keterangan pada
predikat. Contohnya keterangan aspek atau modalitas.
Keterangan aspek dapat ditandai dengan kata telah,
sedang, akan, sudah, masih, belum yang menerangkan perbuatan yang terjadi
pada kata predikat.
Contoh :
Pertandingan itu telah usah beberapa menit yang
lalu.
Bintang bulu tangkis masih belum berpindah dari
Indonesia
Keterangan modalitas menyatakan sikap pembicara, antara lain
menyatakan kemungkinan, kenyataan, atau keharusan. Keterangan ini
ditandai oleh kata hendak, ingin, mau, harus, barangkali, dan pasti.
Contoh :
- Saya ingin belajar bahasa Inggris dengan baik dan benar.
- Saya harus benar-benar belajar.
B. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk merupakan kalimat yang didalamnya terdapat
dua kalimat dasar atau lebih. Berdasarkan hubungan antara kalimat dasar
tersebut, kalimat majemuk dapat dikelompokkan menjadi kalimat majemuk setara,
kalimat majemuk campuran, dan kalimat majemuk bertingkat.
1. Kalimat Majemuk Setara
Struktur pada kalimat majemuk setara terdapat
sekurang-kurangnya dua kalimat dasar dan masing-masing bisa berdiri sendiri
sebagai kalimat tunggal. Kalimat majemuk setara terjadi karena dalam satu
kalimat terdapat dua kalimat tunggal.
Kalimat majemuk setara dapat dikelompokkan menjadi empat
jenis, yaitu :
a. Dua kalimat tunggal atau lebih dapat dihubungkan oleh
kata serta atau dan. Jika kedua
kalimat tunggal atau lebih
itu setara, maka hasilnya akan membentuk kalimat majemuk setara.
Contoh :
- Kami membaca dan mereka menulis
Tanda koma bisa digunakan jika kalimat yang digabungkan itu
lebih dari dua kalimat tunggal.
Contoh :
- Direktur tenang, karyawan duduk tenang, dan para nasabah antre.
Kalimat berikut terdiri atas dua kalimat tunggal :
- Saya datang, dia pergi.
Kalimat tersebut terdiri dari dua kalimat dasar yaitu saya
datang dan dia pergi. Jika kalimat tunggal pertama ditiadakan,
unsur dia pergi masih dapat berdiri sendiri sebagai kalimat baru.
Demikian pula sebaliknya, jika keduanya mempunyai kedudukan
yang setara. Itulah sebabnya kalimat tersebut disebut sebagai kalimat majemuk
setara.
b. Kedua kalimat yang berbentuk kalimat setara yang dapat
dihubungkan oleh frase atau kata tetapi jika kalimat tersebut
menunjukkan pertentangan, dan hasilnya disebut sebagai kalimat majemuk setara
pertentangan.
Contoh :
- Jerman dan Jepang tergolong negara maju, tetapi Indonesia tergolong negara berkembang.
Kata-kata lain yang dapat digunakan sebagai konjungsi dua
kalimat tunggal dalam kalimat majemuk setara pertentangan adalah kata sedangkan dan melainkan.
Contoh :
- Puspitek terletak di Serpong, sedangkan Industri Pesawat Terbang Nusantara terletak di Bandung.
- Dia bukan pelatih, melainkan pedagang.
c. Dua kalimat tunggal atau lebih dapat dihubungkan oleh
kata lalu dan kemudian jika kejadian atau peristiwa yang
dikemukakannya berurutan.
Contoh :
- Upacara serah terima jabatan pengurus OSIS telah selesai, lalu Kepala Sekolah menyampaikan pidato singkatnya.
2. Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat mengandung satu kalimat tunggal
yang merupakan inti atau induk kalimat dan diantara kalimat dasar berfungsi
sebagai pengisi salah satu unsur kalimat utama.
Misalnya subjek, objek, keterangan. Hubungan antara
dua unsur kalimat atau lebih dalam kalimat majemuk bertingkat.
Menggunakan konjungsi yang berbeda dengan kalimat majemuk
setara. Berikut adalah beberapa konjungsi dalam kalimat majemuk bertingkat :
a. Hubungan Waktu
Kata penghubung yang dipakai adalah sejak, semenjak,
ketika, sebelum, hingga, sesudah, sementara, tatkala, seraya, selagi, selama,
sambil, serta, sesuai, setelah, jika, sampai, hingga.
Contoh :
- Sejak kecil, saya sudah terbiasa hidup sederhana.
b. Hubungan Syarat
Kata penghubung yang dipakai adalah jika, andaikata,
seandainya, bilamana.
Contoh :
- Jika kamu mau mendengarkannya, saya akan bercerita.
- Pembangunan balai desa ini akan berjalan lancar jika seluruh masyarakat mau berpartisipasi.
c. Hubungan Tujuan
Kata penghubung yang dipakai adalah agar, biar, dan
supaya.
Contoh :
- Shafira mengerjakan tugas itu sampai malam agar besok pagi dapat mengumpulkannya.
d. Hubungan Perbandingan
Kata hubung yang dapat dipakai adalah seperti,
bagaikan, ibarat, laksana, alih-alih.
Contoh :
- Ibu Ayu menyayangi keponakannya seperti beliau menyayangi anaknya sendiri.
e. Hubungan Perlawanan
Kata penghubung yang dipakai adalah meskipun, walaupun,
kendatipun, sungguhpun.
Contoh :
- Walaupun hatinya sedih, Ayah tidak menangis di depan anak-anaknya.
f. Hubungan Penyebab
Kata penghubung yang dipakai adalah karena, sebab, oleh
karena.
Contoh :
- Rencana penyelenggaraan pentas seni di sekolah saya tunda karena pengisi acaranya belum siap.
g. Hubungan Akibat
Kata penghubung yang dipakai adalah sampai, maka,
sehingga.
Contoh :
- Pada saat ini harga buku memang sangat mahal sehingga kami tidak sanggup membelinya.
h. Hubungan Cara
Kata penghubung yang dipakai adalah tanpa, dengan.
Contoh :
- Ia merangkai bunga-bunga itu dengan penuh kesabaran.
i. Hubungan Sangkalan
Kata penghubung yang dipakai adalah seakan-akan,
seolah-olah.
Contoh :
- Dia diam saja seolah-olah dia tidak melakukannya.
j. Hubungan Kenyataan
Kata penghubung yang dipakai adalah sedangkan, padahal.
Contoh :
- Dia pura-pura tidak tahu, padahal dia tahu banyak tentang berita tersebut.
k. Hubungan Hasil
Kata penghubung yang dipakai adalah makanya.
Contoh :
- Wajah Arya cemberut, makanya saya takut untuk mendekatinya.
l. Hubungan Penjelasan
Kata penghubung yang dipakai adalah bahwa.
Contoh :
- Ia tidak tahu bahwa ayahnya seorang pegawai teladan.
3. Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran merupakan gabungan antara kalimat
majemuk bertingkat dengan kalimat majemuk setara. Dalam kalimat majemuk
campuran minimal terdapat tiga kalimat tunggal.
Contoh :
- Pekerjaan itu telah selesai ketika kakak datang dan ayah selesai membaca koran.
Kesimpulan
Kalimat merupakan bagian
ujaran/tulisan yang mempunyai struktur minimal subjek (S), predikat (P) dan
intonasi finalnya menunjukkan bagian ujaran/tulisan itu sudah lengkap dengan
makna (bernada berita, tanya, atau perintah). Kalimat inti adalah kalimat
yang terdiri atas S dan P. Sedangkan inti kalimat adalh kalimat yang terdiri
atas inti-inti kalimat atau unsur-unsur kalimat yaitu S-P-O.
Sumber http://sahabatnesia.com/jenis-jenis-kalimat/
Puisi
Jika rakyat pergiKetika penguasa pidatoKita harus hati-hatiBarangkali
mereka putus asa
Kalau rakyat sembunyiDan berbisik-bisikKetika membicarakan masalahnya sendiriPenguasa harus waspada dan belajar mendengar
Bila rakyat tidak berani mengeluhItu artinya sudah gawatDan bila omongan penguasaTidak boleh dibantahKebenaran pasti terancam
Apabila usul ditolak tanpa ditimbangSuara dibungkam kritik dilarang tanpa alasanDituduh subversif dan mengganggu keamananMaka hanya ada satu kata: lawan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar