Minggu, 23 April 2017

Pola pola gramatikal bahasa Indonesia

Pola pola gramatikal bahasa Indonesia


Muhammad Adam Setyadi
Universitas Gunadarma
Dosen : Ahmad Nasher


Jenis – Jenis Kalimat Berdasarkan Struktur Gramatikal


Menurut strukturnya, kalimat bahasa Indonesia dapat berupa kalimat tunggal dan dapat pula berupa kalimat majemuk. Kalimat tunggal merupakan kalimat yang terdiri atas satu subjek dan satu predikat. Pola pembentukan kalimat tunggal, bisa berpola S + P atau P + S. 
Sedangkan kalimat majemuk merupakan kalimat yang terdiri atas dua pola kalimat atau bahkan lebih. Kalimat majemuk bisa bersifat setara, tidak setara, ataupun campuran.
Gagasan yang tunggal dinyatakan sebagai kalimat tunggal dan gagasan yang lebih dari satu dapat diungkapkan dengan kalimat majemuk.

A. Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal terdiri dari satu subjek dan satu predikat. Pada dasarnya, kalau dilihat dari unsur-unsurnya, kalimat-kalimat yang panjang dalam bahasa Indonesia bisa dikembalikan kepada kalimat-kalimat yang sederhana.
Kalimat tunggal yang sederhana adalah kalimat yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat. Sehubungan dengan hal itu, kalimat-kalimat yang panjang dapat pula ditelusuri pola-pola pembentukannya. Pola-pola inilah yang dimaksud dengan pola kalimat dasar.
1. Pola Kalimat Dasar
Kalimat dasar merupakan kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktur inti dan hanya mempunyai satu pola kalimat. Sedangkan perkembangannya tidak membentuk kalimat baru.
Dengan kata lain, kalimat dasar atau kalimat tunggal terdiri dari dua unsur inti, yaitu subjek dan predikat. Bila kedua unsur ini tidak membentuk sebuah pola baru. Berdasarkan penelitian, pola kalimat dasar dalam bahasa Indonesia seperti tertera pada tabel dibawah ini :
Kalimat Tunggal


Kelima pola dasar diatas dapat diperluas dengan berbagai penjelasan atau keterangan. Pola-pola dasar tersebut dapat digabung-gabungkan sehingga kalimat tersebut menjadi luas dan kompleks.

2. Perluasan Unsur Kalimat Dasar
Unsur kalimat dasar seperti subjek, objek, predikat, pelengkap, atau keterangan dapat diperluas dan dikembangkan sehingga informasi tentang unsut-unsur yang berkaitan dengan kalimat menjadi lebih lengkap.

Setiap kalimat tunggal diatas bisa diperluas dengan menambahkan kata-kata pada unsur-unsurnya. Dengan menambahkan kata-kata pada unsur tersebut, kalimat akan menjadi lebih panjang dari pada kalimat yang sebelumnya.
Walaupun seperti itu, unsur utamanya masih dapat dikenali.

Perluasan Kata Benda
Kata benda, baik yang berfungsi sebagai subjek, predikat, maupun objek dapat diperluas dengan menambahkan kata atau frase pada unsur kalimat atau bahkan pada anak kalimat.

Penambahan ini dapat dilakukan dengan keterangan yang mempunyai konjungtor yang atau tanpa konjungtor.

Contoh :

Perluasan unsur kalimat dengan frase atau kata tanpa konjungtor yang :

  • Kalimat Mahasiswa berdiskusi dapat diperluas menjadi kalimat Mahasiswa semester III berdiskusi.

Perluasan kalimat tersebut merupakan hasil perluasan unsur subjek Mahasiswa dengan semester III.

Perluasan kata benda dengan konjungtor yang terdapat pada kalimat-kalimat dibawah ini :

  • Mahasiswa yang pandai mendapat penghargaan.
  • Perusahaan yang lemah akan mendapat subsidi.
  • Anak yang berbakat menggambar mendapat bantuan berupa alat gambar.



Perluasan dengan yang tersebut menunjukkan keterangan yang menjelaskan kata benda yang menjadi subjek. Terkadang konjungtor yang itu dapat ditiadakan.

Kata benda subjek atau objek dapat diperluas dengan keterangan penjelas tetapi tidak menggunakan konjungtor yang. Penambahan keterangan ini bisa dilakukan dengan mengjajarkan unsur keterangan dibelakang subjek atau objek itu sendiri.

Contoh :
Karya tulis ilmiah remaja diperlombakan setiap bulan.
Buku petunjuk penulisan karangan ilmiah telah beredar dikalangan masyarakat.

Perluasan Kata Kerja
Kata kerja pengisi predikat pada kalimat dapat diperluas dengan penambahan frase atau kata. Kata atau frase memberikan keterangan pada predikat. Contohnya keterangan aspek atau modalitas.

Keterangan aspek dapat ditandai dengan kata telah, sedang, akan, sudah, masih, belum yang menerangkan perbuatan yang terjadi pada kata predikat.

Contoh :
Pertandingan itu telah usah beberapa menit yang lalu.
Bintang bulu tangkis masih belum berpindah dari Indonesia
Keterangan modalitas menyatakan sikap pembicara, antara lain menyatakan kemungkinan, kenyataan, atau keharusan.  Keterangan ini ditandai oleh kata hendak, ingin, mau, harus, barangkali, dan pasti.

Contoh :

  • Saya ingin belajar bahasa Inggris dengan baik dan benar.
  • Saya harus benar-benar belajar.



B. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk merupakan kalimat yang didalamnya terdapat dua kalimat dasar atau lebih. Berdasarkan hubungan antara kalimat dasar tersebut, kalimat majemuk dapat dikelompokkan menjadi kalimat majemuk setara, kalimat majemuk campuran, dan kalimat majemuk bertingkat.


1. Kalimat Majemuk Setara
Struktur pada kalimat majemuk setara terdapat sekurang-kurangnya dua kalimat dasar dan masing-masing bisa berdiri sendiri sebagai kalimat tunggal. Kalimat majemuk setara terjadi karena dalam satu kalimat terdapat dua kalimat tunggal.

Kalimat majemuk setara dapat dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu :

a. Dua kalimat tunggal atau lebih dapat dihubungkan oleh kata serta atau dan. Jika kedua 
kalimat tunggal atau lebih itu setara, maka hasilnya akan membentuk kalimat majemuk setara.
Contoh :

  • Kami membaca dan mereka menulis



Tanda koma bisa digunakan jika kalimat yang digabungkan itu lebih dari dua kalimat tunggal.
Contoh :

  • Direktur tenang, karyawan duduk tenang, dan para nasabah antre.



Kalimat berikut terdiri atas dua kalimat tunggal :

  • Saya datang, dia pergi.


Kalimat tersebut terdiri dari dua kalimat dasar yaitu saya datang dan dia pergi. Jika kalimat tunggal pertama ditiadakan, unsur dia pergi masih dapat berdiri sendiri sebagai kalimat baru.

Demikian pula sebaliknya, jika keduanya mempunyai kedudukan yang setara. Itulah sebabnya kalimat tersebut disebut sebagai kalimat majemuk setara.

b. Kedua kalimat yang berbentuk kalimat setara yang dapat dihubungkan oleh frase atau kata tetapi jika kalimat tersebut menunjukkan pertentangan, dan hasilnya disebut sebagai kalimat majemuk setara pertentangan.
Contoh :

  • Jerman dan Jepang tergolong negara maju, tetapi Indonesia tergolong negara berkembang.


Kata-kata lain yang dapat digunakan sebagai konjungsi dua kalimat tunggal dalam kalimat majemuk setara pertentangan adalah kata sedangkan dan melainkan.
Contoh :

  • Puspitek terletak di Serpong, sedangkan Industri Pesawat Terbang Nusantara terletak di Bandung.
  • Dia bukan pelatih, melainkan pedagang.



c. Dua kalimat tunggal atau lebih dapat dihubungkan oleh kata lalu dan kemudian jika kejadian atau peristiwa yang dikemukakannya berurutan.
Contoh :


  • Upacara serah terima jabatan pengurus OSIS telah selesai, lalu Kepala Sekolah menyampaikan pidato singkatnya.


2. Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat mengandung satu kalimat tunggal yang merupakan inti atau induk kalimat dan diantara kalimat dasar berfungsi sebagai pengisi salah satu unsur kalimat utama. 

Misalnya subjek, objek, keterangan. Hubungan antara dua unsur kalimat atau lebih dalam kalimat majemuk bertingkat.

Menggunakan konjungsi yang berbeda dengan kalimat majemuk setara. Berikut adalah beberapa konjungsi dalam kalimat majemuk bertingkat :

a. Hubungan Waktu
Kata penghubung yang dipakai adalah sejak, semenjak, ketika, sebelum, hingga, sesudah, sementara, tatkala, seraya, selagi, selama, sambil, serta, sesuai, setelah, jika, sampai, hingga.
Contoh :

  • Sejak kecil, saya sudah terbiasa hidup sederhana.



b. Hubungan Syarat
Kata penghubung yang dipakai adalah jika, andaikata, seandainya, bilamana.
Contoh :

  • Jika kamu mau mendengarkannya, saya akan bercerita.
  • Pembangunan balai desa ini akan berjalan lancar jika seluruh masyarakat mau berpartisipasi.



c. Hubungan Tujuan
Kata penghubung yang dipakai adalah agar, biar, dan supaya.
Contoh :

  • Shafira mengerjakan tugas itu sampai malam agar besok pagi dapat mengumpulkannya.



d. Hubungan Perbandingan
Kata hubung yang dapat dipakai adalah seperti, bagaikan, ibarat, laksana, alih-alih.
Contoh :

  • Ibu Ayu menyayangi keponakannya seperti beliau menyayangi anaknya sendiri.



e. Hubungan Perlawanan 
Kata penghubung yang dipakai adalah meskipun, walaupun, kendatipun, sungguhpun.
Contoh : 

  • Walaupun hatinya sedih, Ayah tidak menangis di depan anak-anaknya.



f. Hubungan Penyebab
Kata penghubung yang dipakai adalah karena, sebab, oleh karena.
Contoh :

  • Rencana penyelenggaraan pentas seni di sekolah saya tunda karena pengisi acaranya belum siap.



g. Hubungan Akibat
Kata penghubung yang dipakai adalah sampai, maka, sehingga.
Contoh :

  • Pada saat ini harga buku memang sangat mahal sehingga kami tidak sanggup membelinya.



h. Hubungan Cara
Kata penghubung yang dipakai adalah tanpa, dengan.
Contoh :

  • Ia merangkai bunga-bunga itu dengan penuh kesabaran.



i. Hubungan Sangkalan
Kata penghubung yang dipakai adalah seakan-akan, seolah-olah.
Contoh :

  • Dia diam saja seolah-olah dia tidak melakukannya.



j. Hubungan Kenyataan
Kata penghubung yang dipakai adalah sedangkan, padahal.
Contoh :

  • Dia pura-pura tidak tahu, padahal dia tahu banyak tentang berita tersebut.



k. Hubungan Hasil
Kata penghubung yang dipakai adalah makanya.
Contoh : 

  • Wajah Arya cemberut, makanya saya takut untuk mendekatinya.



l. Hubungan Penjelasan
Kata penghubung yang dipakai adalah bahwa.
Contoh :

  • Ia tidak tahu bahwa ayahnya seorang pegawai teladan.



3. Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran merupakan gabungan antara kalimat majemuk bertingkat dengan kalimat majemuk setara. Dalam kalimat majemuk campuran minimal terdapat tiga kalimat tunggal.
Contoh :

  • Pekerjaan itu telah selesai ketika kakak datang dan ayah selesai membaca koran.



Kesimpulan 
Kalimat merupakan bagian ujaran/tulisan yang mempunyai struktur minimal subjek (S), predikat (P) dan intonasi finalnya menunjukkan bagian ujaran/tulisan itu sudah lengkap dengan makna (bernada berita, tanya, atau perintah). Kalimat inti adalah kalimat yang terdiri atas S dan P. Sedangkan inti kalimat adalh kalimat yang terdiri atas inti-inti kalimat atau unsur-unsur kalimat yaitu S-P-O.

Sumber http://sahabatnesia.com/jenis-jenis-kalimat/


Puisi 
Jika rakyat pergiKetika penguasa pidatoKita harus hati-hatiBarangkali mereka putus asa

Kalau rakyat sembunyiDan berbisik-bisikKetika membicarakan masalahnya sendiriPenguasa harus waspada dan belajar mendengar

Bila rakyat tidak berani mengeluhItu artinya sudah gawatDan bila omongan penguasaTidak boleh dibantahKebenaran pasti terancam

Apabila usul ditolak tanpa ditimbangSuara dibungkam kritik dilarang tanpa alasanDituduh subversif dan mengganggu keamananMaka hanya ada satu kata: lawan!


  •  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar