Fungsi Eyd Dan Kaidah Tata Tulis Baku
Fungsi Eyd Dan Kaidah Tata Tulis Baku
Muhammad Adam Setyadi
Universitas Gunadarma
Dosen : Ahmad Nasher
Fungsi Pemakaian EYD
Ejaan Yang disempurnakan ejaan yang keseluruhan system dan
peraturan penulisan bunyi bahasa untuk mencapai keseragaman. merupakan ejaan
bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan
Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi.
Ejaan Yang Disempurnakan adalah ejaan yang dihasilkan dari
penyempurnaan atas ejaan-ejaan sebelumnya. Sedikit bercerita tentang EYD pada
zaman dahulu sebelum adanya EYD (Ejaan yang Disempurnakan) masyarakat Indonesia
menggunakan cara penulisan yang lain daripada yang kita gunakan pada saat ini.
Itulah sebabnya kita merasa aneh ketika kita membaca tulisan-tulisan jadul
(jaman dulu) ketika zaman pra kemerdekaan dan juga zaman awal kemerdekaan
negara kita Republik Indonesia. Itulah yang disebut dengan ejaan Van Ophuijsen
yang berlaku kurang lebih dari tahun 1901 sampai dengan tahun 1947, Setelah
tahun 1972 negara kita menggunakan standar Ejaan yang Disempurnakan (EYD).
EYD mempunyai fungsi yang cukup penting. antara lain, berfungsi sebagai :
1.Pemersatu, pemakaian EYD dapat mempersatukan sekelompok orang menjadi satu kesatuan masyarakat bahasa.
2.Pemberi kekhasan, pemakaian EYD dapat menjadi pembeda dengan masyarakat pemakai bahasa lainnya.
3.Pembawa kewibawaan, pemakaian EYD dapat memperlihatkan kewibawaan pemakainya.
4. kerangka acuan, EYD menjadi tolok ukur bagi benar tidaknya pemakaian bahasa seseorang atau sekelompok orang.
5. Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam bahasa Indonesia.
Di samping kelima fungsi yang telah disebutkan, EYD sebenarnya juga mempunyai fungsi yang lain. Secara praktis, EYD berfungsi untuk membantu pemahaman pembaca di dalam mencerna informasi yang disampaikan secara tertulis. Dalam hal ini fungsi praktis itu dapat dicapai jika segala ketentuan yang terdapat di dalam kaidah telah diterapkan dengan baik
KAIDAH TATA TULIS
Kaidah bahasa merupakan aturan pemakaian bahasa agar bahasa itu tetap terpelihara dalam perkembangannya.
Dalam berbahasa, kita harus mengikuti kaidah sehingga bahasa kita menjadi terpelihara dengan baik, sesuai dengan kaidah yang berlaku.
KAIDAH TATA TULIS
PEMAKAIAN HURUF
PENULISAN HURUF
PENULISAN KATA
PUNGTUASI (TANDA
BACA)
PEMAKAIAN HURUF
- Abjad
Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia
terdiri atas huruf A sampai huruf Z.
- Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia
terdiri atas huruf a, e, i, o, dan u.
- Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia
terdiri atas huruf-huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, o, r, s, t, v, w,
r. y. dan z.
- Huruf Diftong
Di dalam Bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan
dengan ai, au, dan oi.
- Gabungan Huruf Konsonan
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan
huruf yang melambangkan satu konsonan, yaitu kh, ng, ny, dan sy. Penulisannya
tidak pernah diceraikan sehingga pemisahan suku katanya dilakukan sebelum atau
sedudah pasangan huruf rtersdebut, misalnya sa-ngat, nya-nyi,
Pemenggalan kata
1. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan
sebagai berikut.
a. Jika di tengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan
itu dilakukan antara kedua huruf vokal itu. Contoh: ma-in, sa-at, bu-ah.
b. Jika di tengah kata ada huruf konsonan , termasuk
gabungan huruf konsonan, di antara dua buah huruf vokal, pemenggalan dilakukan
sebelum huruf konsonan. Contoh: a-nak, ba-rang, su-lit.
c.Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan,
pemenggalan dilakukan diantara kedua huruf konsonan itu. gabungan huruf
konsonan tidak pernah diceraikan. Contoh: man-di, som-bong, swas-ta, cap-lok, ap-ril
d. Jika di tengah ada tiga buah huruf konsonan atau
lebih, pemenggalan dilakukan diantara huruf konsonan yang pertama dan huruf
konsonan yang kedua. Contoh:
in-stru-men, ul-tra, bang-krut, ben-trok.
2.Imbuhan akhiran dan imbuhan awalan, termasuk
awalan yang mengalami perubahan bentuk serta partikel yang biasanya ditulis
serangkaian dengan kata dasarnya, dapat dipenggal pada pergantian baris.
Contoh: makan-an, me-rasa-kan, mem-bantu, pergi-lah
3.Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur
dan salah satunya itu dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalan dapat
dilakukan (1) di antara unsur-unsur itu atau (2) pada unsur gabungan itu sesuai
dengan kaidah di atas. Contoh: bio-grafi, bi-o-gra-fi, foto-grafi,
fo-to-gra-fi, intro-speksi, in-tro-spek-si, kilo-gram, ki-lo-gram, kilo-meter,
ki-lo-me-ter, pasca-panen, pas-ca-pa-nen
PEMAKAIAN HURUF KAPITAL DAN HURUF
MIRING
A.Huruf Kapital atau Huruf Besar
- Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat dan nama orang. Contoh: Dia mengantuk.
- Huruf kapital dipakia sebagai huruf pertama petikan langsung. Contoh: Adik bertanya, “Kapan kita pulang?Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan. Contoh: Allah, Islam, Alkitab, Yang Maha Pengasih, hamba-Nya.
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan. keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang. Contoh: Sultan Hasanuddin, Haji Agus Salim, Nabi Ibrahim, Imam Hambali
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat. Contoh: Perdana Menteri Nehru, Profesor Supomo, Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara.
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa. Misalnya: bangsa Indonesia, suku Sunda, bahasa Indonesia. Bentuk dasar kata turunan yanng menggunakan nama bangsa ditulis dengan huruf kecil
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah. Misalnya: tahun Hijriah, bulan Desember, hari Kamis, hari Galungan, hari Lebaran, Peranjg Diponegoro, Proklamasi Kemerdekaan.
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khas dalam geografi. Misalnya: Asia Tenggara, Bukit Barisan, Jalan Mataram, Kali Brantas, Selat Sunda, Teluk Benggala, Tanjung Harapan. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang tidak menjadi unsur diri dan nama geografi yang digunakan sebagai nama jenis misalnya, berlayar ke teluk, menyeberanngi selat, garam inggris, gula jawa
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama resmi badan, lembaga, pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi. Misalnya: Departemen Perhubungan, Republik Indonesia, Majelis Permusyawaratan Rakyat, Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
- Huruf kapital dipakai dalam singkatan nama gelar dan sapaan. Misalnya: Dr (Doktor), M.A. (Master of Arts), Prof., S.E., S.H., Ny., Tn., M.Pd.
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seprrti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai sebagai kata ganti atau sapaan. Misalnya: Kapan Ibu berangkat?, Surat Saudara sudah saya terima.
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata seperti: di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi awal. Misalnya: Saya sudah membaca surat kabat Pikiran RakyaT
Ia menyelesaikan makalah “Asas-Asas
Hukum Perdata”
B. Huruf Miring
- Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan. Contoh: majalah
- Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata atau kelompok kata. Contoh:
- Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Bahasa dan Kesusastraan, buku Negarakertagama karangan
Prapanca, surat kabar Suara Karya.
- Huruf pertama kata abad ialah a, Dia bukan menipu tetapi ditipu.
Contoh: Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia Mangostana.
Politik devide et impera pernah meraja lela di negeri ini. Weltanschaaung antara
lain diterjemahkan menjadi „pandangan dunia‟. Tetapi: Negara itu telah
mengalami empat kali kudeta.
PENULISAN KATA
A. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Contoh:
Buku itu sangat tebal.
B.Kata
Turunan
Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan
kata dasarnya. Contoh: dikelola, bergeletar, menengok, mempermainkan
Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran
ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya. Contoh
: bertepuk tangan, garis bawahi, menganak sungai, sebar luaskan.
Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan
dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.
Contoh: menggarisbawahi, menyebarluaskan.
Jika salah satu ubsur gabungan kata hanya dipakai dalam
kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai.
C. Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda
hubung.
Contoh: anak-anak, biri-biri, lauk-pauk, gerak-gerik,
dibesar-besarkan
D. Gabungan Kata
Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah
khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah. Contoh: duta besar, orang tua, mata
pelajaran, kambing hitam, meja tulis.
Gabungan kata termasuk istilah khusus yang mungkin meninbulkan
kesalahan pengertian, dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan
pertalian di antara unsur yang bersangkutan. Contoh: alat pandang-dengar,
ibu-bapak kami, anak-istri saya.
Gabungan kata yang sudah dianggap satu kata ditulis
serangkai misalnya, bagaimana, apabila, barangkali, matahari, bilamana, daripada,
kepada, padahal, sekaligus
E. Kata Ganti -ku, kau-,-mu, dan –nya
Kata ganti ku-,dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya ; -ku, -mu, dan -nya ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya. Contoh: Apa yang kumiliki boleh kauambil. Bukuku, bukumu, bukunya
tersimpan di perpustakaan.
F. Kata Depan di, ke, dan dari
Kata depan di, ke,dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya
kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata
seperti kepada dan daripada. Contoh: Di mana Siti sekarang? Mari kita
beranngkat ke pasar. Ia datang dari Surabaya kemarin.
G.Kata si dan sang
H.Partikel
Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata
yang mendahuluinya. Misalnya: Bacalah buku itu baik-baik!, Siapatah gerangan
dia?, Apatah gunanya bersedih hati?, Apakah yang tersirat dalam surat itu?
Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Kelompok kata yang lazim dianggap padu ditulis serangkai, misalnya apapun,
bagaimanapun, ataupun, walaupun, maupun, meskipun, kendatipun, biarpun.
Pertikel per yang berarti 'mulai', 'demi', dan 'tiap'
ditulis terpisah
dari bagian kalimat yang mendahuluinya atau mengikutinya. Misalnya:
Pegawai negeri sipil mendapat kenaikan gaji per 1 April.
I.SINGKATAN
Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas
satu huruf atau lebih.
Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan diikuti dengan
tanda titik. Misalnya: Muh.Yamin,A.S. Kusumawijaya, M.Sc., M.B.A.,
Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan
atau organisasi, dan dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis
dengan huruf kapital dan tidak diikuti tanda titik. Misalnya: DPR (Dewan
Perwakilan Rakyat)
Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih
diikuti satu tanda titik. Misalnya: dll., dsb., dst., hlm., sda., Yth., tetapi
a.n., d.a., u.b., u.p.
AKRONIM
Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal,
gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang
diperlakukan sebagai kata.
Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret
kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.
Contoh:ABRI(AngkatanBersenjata Republik Indonesia),LAN(Lembaga Administrasi Negara)
Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau
gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf
kapital.
Contoh: Iwapi (Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia), Sespa
(Sekolah Staf Pimpinan Administrasi).
Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf,
suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya
ditulis dengan huruf kecil.
Contoh: pemilu (pemilihan umum), rudal (peluru kendali),
tilang (bukti pelanggaran)
PEMAKAIAN TANDA BACA
A. Tanda Titik
Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan
atau seruan.
Tnda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu
bagan, ikhtisar, atau daftar.
Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan
detik yang menunjujkan waktu.
Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan
detik yang menunjukkan jangka waktu.
B. Tanda Koma (,)
Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu
dari kalimat setara berikutnya yang didahului olah kata seperti tetapi atau melainkan.
a. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari
induk kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
b. Tanda koma tidak dipkai untuk memisahkan anak kalimat
dari induk kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.
C. Tanda Titik Koma (;)
Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan
bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti
kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk.
D. Tanda Titik Dua (:)
a. Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan
lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian.
b. Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau pemerian
itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang
memerlukan pemerian.
Tanda titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata
yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah
oleh pergantian baris
Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di
belakangnya atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris.
Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang
Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja
satu-satu dan bagian-bagian tanggal
F. Tanda Pisah (_)
Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang
memberi penjelasan di luar bangun kalimat.
Tanda pisah menegaskan adanya keterangan aposisi atau
keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau
tempat dengan arti
„sampai‟
Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus
Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau
naskah ada bagian yang dihilangkan.
H. Tanda Tanya (?)
Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan
bagian kalimat yang disangsikan atau yang kuranag dapat dibuktikan
kebenarannya.
I. Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang
berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan atau yang kurang
dapat dibuktikan kebenarannya.
Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan
Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan
bagian integral pokok pembicaraan
Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di
dalam teks dapat dihilangkan
Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata
sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kaliamatyang ditulis
orang lain.
Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas
yang sudah bertanda kurung.
Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.
Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku
yang dipakai dalam kalimat.
Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau
kata yang mempunyai arti khusus.
M. Tanda Petik Tunggal („..‟)
Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam
petikan lain.
Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau
penjelasan kata ungkapan asing.
Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat dan nomor pada
kalimat dan penanda masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau
tiap.
O. Tanda Penyingkat atau Apostrof („)
Tanda penyingkat atau apostrof menunjukkan penghilangakn
bagian kata atau bagian angka tahun.
peristiwa masa silam tidak mungkin berulang lagi benarkah pandangan
itu secara sekilas pandangan itu dapat kita terima namun pola kejadiannya
mungkin saja tampil pada masa kini atau pada masa yang akan datang agaknya
itulah yang menyebabkan timbulnya ungkapan kita perlu belajar pada sejarah
karena peristiwa pada masa lampau dapat memberikan hikmah pada kehidupan masa
kini atau pada masa hari esok karya sastra yang bermuatan kisah masa silam
bukanlah rekaman fakta sejarah yang sesungguhnya melainkan hasil rekaan
sekalipun demikian karya itu juga bukan sepenuhnya buah imajinasi pengarangnya nilai
kepahlawanan atau semangat perjuangan misalnya dapat kita simak dalam novel
mutiara nur sutan iskandar 1946 pagar kawat berduri trisnoyuwono 1963 Surapati
abdul muis 1965 dan robert anak surapati abdul muis 1987 dalam mutiara nur
sultan iskandar berkisah tentang prilaku penjajah di tanah aceh kendati ia
tidak terlibat langsung dalam peristiwa itu mata batinnya mampu menjangkau dan
menjadi saksi sejarah
membaca termasuk salah satu tuntutan
dalam kehidupan masyarakat modern dengan membaca kita dapat mengetahui dan
menguasai berbagai hal banyak orang membaca kata demi kata bahkan
mengucapkannya secara cermat dengan maksud dapat memahami isi bacaannya membaca
kata demi kata memang bermanfaat tetapi tidak cocok untuk semua tujuan
kecepatan membaca berbeda bagi setiap orang bergantung pada jenjang usianya
menurut penelitian pakar kecepatan membaca bagi orang dewasa antara 900 1000
kata permenit bagi siswa sekolah dasar kelas 1 60-80 kata kelas 2 90 110 kata
kelas 3 120 140 kata kelas 4 150 160 kata kelas 5 170 180 kata kelas 6 190 250
kata permenit kecepatan itu berlaku bagi kegiatan membaca dalam hati yang tentu
saja tidak sama kecepatannya dengan membaca nyaring sebagaimana dikatakan
kecepatan membaca erat kaitannya dengan tujuan membaca karena itu perlu
dipahami teknik membaca cepat membaca sepintas dan membaca cermat membaca cepat
biasanya dilakukan untuk menemukan sesuatu atau memperoleh kesan umum dari
suatu bacaan kalau pembaca ingin memahami misalnya isi bagian-bagian buku ia
cukup memperhatikan judul atau bagian atasnya saja membaca sepintas
dipergunakan apabila seseorang ingin secara cepat menemukan misalnya tanggal
nama nomor telepon tempat pertemuan indeks atau jumlah halaman buku orang yang
sudah terbiasa membaca sepintas ia akan dapat secara cepat menemukan gagasan
yang tertuang dalam buku yang dibacanya membaca cermat dilakukan orang untuk
memperoleh pemahaman sepenuhnya terhadap isi bacaan atau buku yang dibacanya
dengan membaca cermat seseorang akan dapat mengingat dan memahami ide pengarang
karakter tokoh dalam bacaan fiksi konsep-konsep khusus hubungan antar bagian
atau gaya penulisan
Kesimpulan :
Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan
bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya.
EYD (Ejaan yang Disempurnakan) merupakan tata bahasa dalam
Bahasa Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai
dari pemakaian dan penulisan huruf capital dan huruf miring, serta penulisan
unsur serapan. Salah dalam menggunakan tanda baca akan menyebabkan
kesalahan yang sangat fatal yang tanpa disadari kalaupun sebelumnya belum
mengetahui hal tersebut. Sarana belajar dan giat berlatih merupakan jalan
keluar dari masalah yang terkadang timbul akibat salah dalam penulisan tanda
baca. Tanda baca dalam penggunaannya dapat dilihat pada bahasan di atas, bukan
soal tahu saja tapi harus dipahami lebih dalam tentang permasalahan yang seri
muncul (salah penggunaan tanda baca) dalam karya tulis ilmiah.
Sumber: http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/196711031993032-NOVI_RESMINI/KAIDAH-KAIDAH_TATA_TULIS.pdf
http://little-chiyoo.blogspot.co.id/2013/06/fungsi-pemakaian-eyd.html
https://sofyanm215.wordpress.com/2015/10/12/ejaan-yang-disempurnakan-beserta-fungsi-dan-tanda-baca
Tidak ada komentar:
Posting Komentar