Minggu, 23 April 2017

Memahami Istilah (kode) Pada Lensa Canon dan Nikon

Memahami Istilah (kode) Pada Lensa Canon dan Nikon

Bagi para pecinta photography atau pemegang kamera DSLR, lensa menjadi hal penunjang yang mutlak untuk menghasilkan gambar atau photo yang menarik dan sesuai. Lensa camera selain memilki fungsi dan karakternya masing-masing, juga memiliki istilah yang biasanya disingkat dengan menggunakan kode, contohnya pada lensa Canon EFS 18-55mm f3.5-5.6 IS. Beberapa macam istillah yang terdapat lensa tersebut  seperti EFS, 18-55mm, f 3.5-5.6 dan IS memiliki arti dan fungsi. Istilah –istilah atau kode yang menjelaskan fungsi,  karakter dan komponen pada lensa ini tidak berlaku secara universal atau antara brand lensa camera yang satu dengan yang lainnya memilki kode yang berbeda meskipun fungsi yang dimaksud sama. Istilah yang terdapat pada lensa ini, sebenarnya wajib untuk dipahami oleh para photography untuk mengetahui spesifikasi lensa yang mereka pakai. Berikut ini beberapa istilah yang terdapat pada lensa Canon dan Nikon.

Istilah (kode) pada lensa Canon :

AF : Lensa dengan menggunakan AF (Auto Focus) merupakan lensa yang memiliki kotor untuk mencari focus secara otomatis.

EF-S : kode EF-S pada lensa Canon merupakan kepanjangan dari kata (EF) Electrofocus, sementara (S) untuk Short Back.  Electrofocus diartikan sebabagai  lensa yang memiliki motor sendiri untuk autofokus sementara short-back karena secara mekanis ujung belakang lensa masuk lebih jauh ke dalam mounting kamera. Lensa EF-S didesain khusus untuk kamera Canon non full-frame / sensor type APS-C (contoh camera non full frame : Canon 1000D,500D, 50D, 7D) dan tidak bisa dipakai dikamera full frame seperti EOS 5D dan EOS 1 D. walau demikian terdapat adapter untuk menggunakannya pada kamera full frame yang berdampak pada vignette cukup parah.

EF : Berbeda dengan lensa EFS, lensa dengan mounting berkode EF ini didesign khusus untuk camera full frame pada canon. Namun lensa ini juga bisa digunakan pada camera dengan format non full frame meskipun akan mengalami factor crop, dimana sudut pandang area yang dihasilkan  akan lebih kecil jika dibandingkan dengan penggunaannya pada camera full frame.
 Seri L : Lensa dengan kode seri L pada Canon, memiliki arti luxury dan biasanya sering disebut lensa gelang / ring merah karena lensa ini memiliki gelang merah pada moncong lensa. Sesuai dengan namanya lensa ini merupakan lensa mewah canon dengan harga selangit. Lensa dengan seri L ini memiliki kemampuan yang lebih karena dibuat dengan menggunakan optic berkualitas prima dengan hasil jepretan yang tentunya juga prima. Lensa ini khusus diciptakan bagi para photographer profesonal atau para peghobi yang benar-benar mendalami dunia phorography. Lensa seri L ini pada umumnya jugi didesign untuk camera full frame dengan kata laian termasuk lensa EF.

IS : Kode IS pada lensa Canon di definisikan sebagai Image Stabilizer. Lensa yang memiliki istilah atau kode IS ini diklaim mampu meminimalkan getaran untuk mengurangi terjadinya blur dengan mengkompensasi gerakan tangan saat memegang lensa. Keberadaan IS ini sangat berguna untuk pemotretan low light atau saat menggunakan lensa tele. Lensa yang memiliki IS biasanya harganya juga lebih mahal jika disbanding lensa non IS.

UD & Fluorite :  Merupakan material yang umumnya digunakan dalam lensa seri L. Ultra-low Dispersion Glass (UD) merupakan jenis lensa khusus yang digunakan untuk mengurangi efek Chromatic Abberation. Karena harganya yang tinggi maka lensa jenis UD ini hanya digunakan di lensa seri L (dan beberapa seri EF-S yang harganya cukup premium). Penggunaannya sendiri menambah ketajaman foto yang kita hasilkan.  Sedangkan Fluorite adalah kembali merupakan jenis material khusus yang digunakan untuk mengurangi dampak chromatic aberration (bayangan tipis (halo) berwarna ungu, hijau atau merah yang menyelimuti batas-batas sebuah obyek foto), tapi sekaligus juga meningkatkan ketajaman hasil dan ketepatan warna yang dihasilkannya. Penggunaan komponen dengan fluorite di dalam suatu lensa hampir dijamin meningkatkan ketajaman dan juga akurasi saturasi/hue warna yang kita inginkan. Material fluorite ini dikembangkan Canon sejak tahun 1969. Proses penggunaannya sendiri membutuhkan teknologi yang sangat tinggi dan mahal.

 DO : Lensa dengan Kode DO atau Differctive Optic ini adalah lensa dengan ukuran dan berat lebih kecil, tetapi kualitas foto yang sama dengan seri L (walau sampai saat ini belum terbukti bisa melebihi seri L). Teknologi pembuatan lensa DO ini dipatenkan oleh Canon. Dan untuk konstruksi lensa jenis ini dibutuhkan micrometric precision dan instrumentasi 3 dimensional. Lensa ini biasanya ditandai dengan ring  mocong lensa yang berwarna hijau.

USM : USM merupakan singkatan dari Ultra Sonic Motor. Semua lensa Canon memiliki motor didalamnya, namun jika dilengkapi teknologi USM berarti lensa memiliki kemampuan autofokus lebih cepat, suaranya tidak begitu berisik dan lebih hemat batere serta kita bisa mengganti dari autofokus ke manual fokus hanya dengan memutar ring lensa.]


Istilah (Kode) pada Lensa Nikon

Sama seperti halnya Canon, lensa yang diusung oleh Nikon juga memiliki kose atau istilah untuk menguraikan fitur yang terdapat pada lensa. Nikon juga menggunakan huruf dan singkatan untuk mengenali komponen-komponen lensa, sehingga akan mudah bagi anda mengerti spesifikasi lensa hanya dengan melihat namanya, cukup berguna terutama saat kita akan membeli sebuah lensa.


AF :Singkatan dari Auto Focus, artinya lensa bisa fokus secara otomatis melalui kamera.

AF-D – Auto Focus with Distance Information :Artinya same seperti AF dengan tambahan bahwa lensa mampu mengirim informasi jarak antara obyek foto dan lensa ke kamera yang oleh kamera akan dipakai untuk menentukan metering

SWM – Silent Wave Motor :Lensa dengan nama ini memiliki kemampuan mengganti fokus dari auto focus ke manual focus secara cepat hanya dengan memutar focusing ring, tanpa harus mengganti mode focusing seperti hanlanya di lensa AF-D

AF-S – Auto Focus Dengan Silent Wave Motor :Lensa AF-S memiliki motor didalamnya sehingga bisa bekerja dengan semua jenis kamera DSLR Nikon yang tidak memiliki motor sendiri; kamera ini antara lain: D40/D40X, D60, D5000.

IF – Internal Focusing :Lensa mampu mencari fokus secara cepat hanya dengan menggerakkan elemen-elemen internal tanpa harus menggerakkan barel lensa (tanpa harus menggerakkan dan atau memanjangkan bagian depan lensa). Lensa dengan fitur IF mampu mencari fokus lebih cepat dibandingkan lensa non IF, lensa ini antara lain: Nikon 18-200mm f/3.5-5.6 VR II dan Nikon 70-200mm f/2.8 VR II.

RF – Rear Focusing : Cara lensa mencari fokus adalah dengan menggerakkan elemen internal di bagian belakang lensa.

G : Jika anda melihat huruf G dibelakang aperture lensa, misalnya: Nikon 50mm AF-S f/1.4G, artinya bahwa lensa tersebut tidak memiliki ring untuk mengatur aperture. Hampir semua lensa modern Nikon bertipe G.
Micro : Artinya sama dengan Macro, artinya lensa dengan spesialisasi untuk fotografi makro (jarak dekat).

PC-E – Perspective Control with Electronic Diapragm : Memungkinkan teknik tilt-shift, alias lensa 
bisa digeser dan dibengkokkan.

ED – Extra Low Dispersion : Adalah lensa dengan chromatic aberration minimal, lensa ini tidak menyebarkan cahaya yang membuat munculnya chromatic aberration di foto.

DC – Defocus Control : Lensa dengan fitur ini memungkinkan kita mengontrol bokeh, yang biasanya bagus untuk foto potret.

VR – Vibration Reduction : Memungkinkan kita menggunakan lensa dalam shutter speed yang rendah hanya dengan memeganngya tanpa harus membutuhkan tripod. Lensa dengan VR dilengkapi dengan sensor gerakan yang mendeteksi pergerakan tangan dan kemudian mengkompensasinya sehingga bisa meminimalisir blur.

SIC – Super Integrated Coating : Lensa dengan fitur ini mampu menghasilkan warna yang lebih bagus dan biasanya mampu mengeliminir ghosting dan flare.

N – Nano Crystal Coat : Huruf N biasanya ditampilkan dengan stiker emas dibagian atas. Lensa dengan nano crystal coat mampu meminimalkan ghosting dan internal flare sehingga foto yang dihasilkan bisa lebih jernih (clarity).
Dx : Lensa dengan huruf DX berarti lensa tersebut khusus didesain untuk digunakan dengan kamera DX milik Nikon seperti D3000/D5000/D90/D300s. Lensa DX juga bisa dipakai dikamera full frame Nikon (FX), hanya resolusi foto yang dihasilkan hanya separuhnya.


Sumber : Segala Sumber 
https://bangkalanpixel.wordpress.com/2012/06/18/55/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar