Memahami Istilah (kode) Pada Lensa Canon dan Nikon
Bagi para pecinta photography atau pemegang kamera DSLR,
lensa menjadi hal penunjang yang mutlak untuk menghasilkan gambar atau photo
yang menarik dan sesuai. Lensa camera selain memilki fungsi dan karakternya
masing-masing, juga memiliki istilah yang biasanya disingkat dengan menggunakan
kode, contohnya pada lensa Canon EFS 18-55mm f3.5-5.6 IS. Beberapa macam
istillah yang terdapat lensa tersebut seperti EFS, 18-55mm, f 3.5-5.6 dan
IS memiliki arti dan fungsi. Istilah –istilah atau kode yang menjelaskan fungsi,
karakter dan komponen pada lensa ini tidak berlaku secara universal atau antara
brand lensa camera yang satu dengan yang lainnya memilki kode yang berbeda
meskipun fungsi yang dimaksud sama. Istilah yang terdapat pada lensa ini,
sebenarnya wajib untuk dipahami oleh para photography untuk mengetahui
spesifikasi lensa yang mereka pakai. Berikut ini beberapa istilah yang terdapat
pada lensa Canon dan Nikon.
Istilah (kode) pada lensa Canon :
AF : Lensa dengan menggunakan AF (Auto Focus) merupakan
lensa yang memiliki kotor untuk mencari focus secara otomatis.
EF-S : kode EF-S pada lensa Canon merupakan kepanjangan
dari kata (EF) Electrofocus, sementara (S) untuk Short Back. Electrofocus
diartikan sebabagai lensa yang memiliki motor sendiri untuk autofokus
sementara short-back karena secara mekanis ujung belakang lensa masuk lebih
jauh ke dalam mounting kamera. Lensa EF-S didesain khusus untuk kamera Canon
non full-frame / sensor type APS-C (contoh camera non full frame : Canon
1000D,500D, 50D, 7D) dan tidak bisa dipakai dikamera full frame seperti EOS 5D
dan EOS 1 D. walau demikian terdapat adapter untuk menggunakannya pada kamera
full frame yang berdampak pada vignette cukup parah.
EF : Berbeda dengan lensa EFS, lensa dengan mounting
berkode EF ini didesign khusus untuk camera full frame pada canon. Namun lensa
ini juga bisa digunakan pada camera dengan format non full frame meskipun akan
mengalami factor crop, dimana sudut pandang area yang dihasilkan akan
lebih kecil jika dibandingkan dengan penggunaannya pada camera full frame.
Seri L : Lensa dengan kode seri L pada Canon,
memiliki arti luxury dan biasanya sering disebut lensa gelang / ring merah
karena lensa ini memiliki gelang merah pada moncong lensa. Sesuai dengan
namanya lensa ini merupakan lensa mewah canon dengan harga selangit. Lensa
dengan seri L ini memiliki kemampuan yang lebih karena dibuat dengan
menggunakan optic berkualitas prima dengan hasil jepretan yang tentunya juga
prima. Lensa ini khusus diciptakan bagi para photographer profesonal atau para
peghobi yang benar-benar mendalami dunia phorography. Lensa seri L ini pada
umumnya jugi didesign untuk camera full frame dengan kata laian termasuk lensa
EF.
IS : Kode IS pada lensa Canon di definisikan sebagai
Image Stabilizer. Lensa yang memiliki istilah atau kode IS ini diklaim mampu
meminimalkan getaran untuk mengurangi terjadinya blur dengan mengkompensasi
gerakan tangan saat memegang lensa. Keberadaan IS ini sangat berguna untuk
pemotretan low light atau saat menggunakan lensa tele. Lensa yang memiliki IS
biasanya harganya juga lebih mahal jika disbanding lensa non IS.
UD & Fluorite : Merupakan material yang
umumnya digunakan dalam lensa seri L. Ultra-low Dispersion Glass (UD) merupakan
jenis lensa khusus yang digunakan untuk mengurangi efek Chromatic Abberation.
Karena harganya yang tinggi maka lensa jenis UD ini hanya digunakan di lensa
seri L (dan beberapa seri EF-S yang harganya cukup premium). Penggunaannya
sendiri menambah ketajaman foto yang kita hasilkan. Sedangkan Fluorite
adalah kembali merupakan jenis material khusus yang digunakan untuk mengurangi
dampak chromatic aberration (bayangan tipis (halo) berwarna ungu, hijau
atau merah yang menyelimuti batas-batas sebuah obyek foto), tapi sekaligus juga
meningkatkan ketajaman hasil dan ketepatan warna yang dihasilkannya. Penggunaan
komponen dengan fluorite di dalam suatu lensa hampir dijamin meningkatkan
ketajaman dan juga akurasi saturasi/hue warna yang kita inginkan. Material
fluorite ini dikembangkan Canon sejak tahun 1969. Proses penggunaannya sendiri
membutuhkan teknologi yang sangat tinggi dan mahal.
DO : Lensa dengan Kode DO atau Differctive
Optic ini adalah lensa dengan ukuran dan berat lebih kecil, tetapi
kualitas foto yang sama dengan seri L (walau sampai saat ini belum terbukti
bisa melebihi seri L). Teknologi pembuatan lensa DO ini dipatenkan oleh Canon.
Dan untuk konstruksi lensa jenis ini dibutuhkan micrometric precision dan
instrumentasi 3 dimensional. Lensa ini biasanya ditandai dengan ring
mocong lensa yang berwarna hijau.
USM : USM merupakan singkatan dari Ultra Sonic
Motor. Semua lensa Canon memiliki motor didalamnya, namun jika dilengkapi
teknologi USM berarti lensa memiliki kemampuan autofokus lebih cepat, suaranya
tidak begitu berisik dan lebih hemat batere serta kita bisa mengganti dari
autofokus ke manual fokus hanya dengan memutar ring lensa.]
Istilah (Kode) pada Lensa Nikon
Sama seperti halnya Canon, lensa yang diusung oleh Nikon
juga memiliki kose atau istilah untuk menguraikan fitur yang terdapat pada
lensa. Nikon juga menggunakan huruf dan singkatan untuk mengenali
komponen-komponen lensa, sehingga akan mudah bagi anda mengerti spesifikasi
lensa hanya dengan melihat namanya, cukup berguna terutama saat kita akan
membeli sebuah lensa.
AF :Singkatan dari Auto Focus, artinya lensa bisa fokus
secara otomatis melalui kamera.
AF-D – Auto Focus with Distance Information :Artinya same
seperti AF dengan tambahan bahwa lensa mampu mengirim informasi jarak antara
obyek foto dan lensa ke kamera yang oleh kamera akan dipakai untuk menentukan
metering
SWM – Silent Wave Motor :Lensa dengan nama ini memiliki
kemampuan mengganti fokus dari auto focus ke manual focus secara cepat hanya
dengan memutar focusing ring, tanpa harus mengganti mode focusing seperti
hanlanya di lensa AF-D
AF-S – Auto Focus Dengan Silent Wave Motor :Lensa AF-S
memiliki motor didalamnya sehingga bisa bekerja dengan semua jenis kamera DSLR
Nikon yang tidak memiliki motor sendiri; kamera ini antara lain: D40/D40X, D60,
D5000.
IF – Internal Focusing :Lensa mampu mencari fokus secara
cepat hanya dengan menggerakkan elemen-elemen internal tanpa harus menggerakkan
barel lensa (tanpa harus menggerakkan dan atau memanjangkan bagian depan
lensa). Lensa dengan fitur IF mampu mencari fokus lebih cepat dibandingkan
lensa non IF, lensa ini antara lain: Nikon 18-200mm f/3.5-5.6 VR II dan Nikon
70-200mm f/2.8 VR II.
RF – Rear Focusing : Cara lensa mencari fokus adalah
dengan menggerakkan elemen internal di bagian belakang lensa.
G : Jika anda melihat huruf G dibelakang aperture
lensa, misalnya: Nikon 50mm AF-S f/1.4G, artinya bahwa lensa tersebut tidak
memiliki ring untuk mengatur aperture. Hampir semua lensa modern Nikon bertipe
G.
Micro : Artinya sama dengan Macro, artinya lensa dengan
spesialisasi untuk fotografi makro (jarak dekat).
PC-E – Perspective Control with Electronic Diapragm : Memungkinkan
teknik tilt-shift, alias lensa
bisa digeser dan dibengkokkan.
ED – Extra Low Dispersion : Adalah lensa dengan
chromatic aberration minimal, lensa ini tidak menyebarkan cahaya yang membuat
munculnya chromatic aberration di foto.
DC – Defocus Control : Lensa dengan fitur ini
memungkinkan kita mengontrol bokeh, yang biasanya bagus untuk foto potret.
VR – Vibration Reduction : Memungkinkan kita
menggunakan lensa dalam shutter speed yang rendah hanya dengan memeganngya
tanpa harus membutuhkan tripod. Lensa dengan VR dilengkapi dengan sensor
gerakan yang mendeteksi pergerakan tangan dan kemudian mengkompensasinya
sehingga bisa meminimalisir blur.
SIC – Super Integrated Coating : Lensa dengan fitur ini
mampu menghasilkan warna yang lebih bagus dan biasanya mampu mengeliminir
ghosting dan flare.
N – Nano Crystal Coat : Huruf N biasanya ditampilkan
dengan stiker emas dibagian atas. Lensa dengan nano crystal coat mampu
meminimalkan ghosting dan internal flare sehingga foto yang dihasilkan bisa
lebih jernih (clarity).
Dx : Lensa dengan huruf DX berarti lensa tersebut
khusus didesain untuk digunakan dengan kamera DX milik Nikon seperti
D3000/D5000/D90/D300s. Lensa DX juga bisa dipakai dikamera full frame Nikon
(FX), hanya resolusi foto yang dihasilkan hanya separuhnya.
Sumber : Segala Sumber
https://bangkalanpixel.wordpress.com/2012/06/18/55/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar